Minggu, 20 Desember 2009

Ekonomi Politik Radikal

“Strukturalisme dan Dependensia”

Masalah Keterbelakangan dan Ketergantungan di Dunia ke Tiga
Sebagai dampak dari liberalisme, kita menyaksikan perkembangan dan ekspansi kapitalisme makin mendunia. Bagi kebanyakan orang, khususnya penganut aliran utama, pembangunan kapitalisme sinonim dengan perkembangan industrial, ekonomi dan struktural yang semakin kompleks ke seluruh dunia. Jika ada negara yang saat ini masih terbelakang, pakar-pakar ekonomi aliran utama berpendapat bahwa masalah ini bisa di atasi dengan pertumbuhan kapitalisme lebih jauh. Adapun tugas dari pembangunan eonomi menurut Neoklasik adalah untuk menggariskan jalur pertumbuhan bagi negara yang di sebut kurang berkembang. (less develped countries/LDCs) tersebut.

Akan tetapi pandangan dari aliran kiri tidak demikian. Jika jika teoretikus borjuis (pendukung kapitalisme) melihat sebuah kisah tentang kemenangan dan kemajuan, teoretiokus radikal melihat adanya dominasi dan eksploitasi dalam modal imprealisme dan kolonialisme di satu sisi dan perjuangan untuk kemerdekaan di sisi lainnya. Pakar-pakar aliran semuanya menolak pandangan liberalisme ortodoks yang menurut mererka secara teoretis keliru dan secara politik tidak lengkap. Walau dalam analisisnya, kaum radikal menerima ekstensi dari sebuah sistem kapitalisme global, mereka memiliki pandangan yang berbeda dalam memahami dinamika dasar dari sistem ini, dan cara yang juga berbeda dalam menjelaskan hubungan antara negara yang lebih maju dalam sistem kapitalisme dunia (Ruccio & Simon, 1988).

Dari latar belakang sejarah, negara-negara Amerika Latin tidak begitu berbeda dengan negara Amerika Serikat, sebab keduanya merupakan koloni dari negara-negara Eropa Barat. Bedanya, kalau Amerika Seerikat lebih didominasi oleh inggris serta perancis, italia, dan jerman, negara-negara Amerika latin lebih didominasi oleh spanyol dan portugis. Setelah Amerika Serikat memrdekakan diri dari negara-negara induknya pada akhir abad ke-18, negara-negara Amerika Latin juga melakukan hal yang sama pada awal abad ke-19.

Persepsi awal tentang keterbelakangan yang di alami negara-negara Amerika latin lebuh disebabkan oleh faktor kelemahan sendiri, seperti watak kemalasan, kesedihan, dan keangkuhan. Selanjutnya kecenderungan dari semula menyalahkan diri sendiri berubah dengan mencari penyebab dari faktor luar. Kebetulan mereka menemukan “kambing hitam”, bahwa perkembangan di Amerika latin sejak abad ke-19 telah mengekspor produk-produk primer berupa bahan baku dan makanan ke negara-negara maju, ternyata memiliki keterkaitan erat dengan perkembangan yang terjadi di Barat.
Dari segi term of trade, Prebisch melihat ada hubungan yang tidak menguntungkan bagi negara-negara sedang berkembang untuk bekerjasama dengan negara maju (negara donor). Negara penerima donor dipaksa menghasilkan komoditas-komoditas primer untuk diekspor, yang cenderung lebih menguntungkan negara pengimpor. Hal ini terjadi karena pasar untuk komoditas-komoditas primer tersebut sangat kompetitif, dan harga lebih ditentukan pembeli (buyer’s market).

Adanya hubungan perdagangan yang tidak imbang ini dapat diklihat dari kenyataan bahwa komoditas yang dipasarkan negara-negara berkembang adalah: (1) hasil bumi/tambang seperti minyak, mineral, biji besi, timah, dsb. (2) hasil hutan dan perkebunan (karet, kelapa, kopi, kelapa sawit), dan (3) produk-produk industri mempekerjakan buruh murah.
Semua produk yang diproduksi negara-negara berkembang tersebut umumnya mempunyai nilai jual yang rendah. Di sisi lain, komoditas-komoditas yang di impor negara-negara berkembang dari negara maju mencakup: (1) produk teknologi, (2) know-how, menejemen, keterampilan, dan (3) barang-barang konsumsi. Semuanya di beli dengan harga yang super tinggi, sehingga produsen negara-negara maju memperoleh keuntungan monopoli.

Menurut teori ekonomi konvensional klasik maupun nonklasik, tiap negara harus fokus menghasilkan barang-barang yang biaya produksinya rendah jika dihasilkan didalam negeri dan mengekspor surplus produksi ke luar negeri, dan sebaliknya mengimpor produk-produk yang harganya lebih rendah jika di impor daripada diproduksi dalam negeri. Sesai prinsip keunggulan absolut da keunggulan komparatif yang dikembangkan kaum klasik, kedua negara yang terlibat perdagangan bebas akan untung.
Akan tetapi apa yang dialami oleh negara-negara Amerika latin sungguh berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh pakar-pakar klasik maupun neoklasik, yang mengatakan bahwa kedua belah pihak akan memperoleh keuntungan dari perdagangan. Yang terjadi adalah pertukaran yang tidak seimbang karena begara maju memiliki posisi tawar-menawar yang kuat. Tim ECLA membuktikan bahwa nilai tukar perdagangan bergerak ke arah yang lebih menguntungkan negara-negara industri maju dan merugikan negara-negara terbelakang di Ameri latin. Dengan posisi tawar-menawar yang lemah, negara-negara amerika latin dipaksa menghasilkan dan mengekspor produk-produk primer yang makin lama makin banyak untuk memperoleh sejumlah produk dari negara maju dalam jumlah yang sama. Atau tiap jumlah ekspor barang-barang dari negara dunia ketiga dikembalikan dalam bentuk barang-barang impor hasil industri negara maju yang makin rendah nilainya.

Hubungan dagang yang pincang dan eksploitatif menimbulkan banyak persoalan. Terintegrasinya industri yang sedang tumbuh ke mata rantai perdagangan internasional hanya memposisikan negara-negara sedang berkembang pada keterbelakangan dan ketergantungan. Selian menimbulkan masalah keterbelakangan dan ketergantungan parahnya lagi hubungan permodalan-buruh serta hubungan industri-pertanian juga cenderung tidak adil, bahkan industrialisasi boleh dikatakan disubsidi oleh buruh dan petani.
Unuk mengatasi ketidakseimbangan dalam nilai tukar perdagangan tersebut, ECLA merekomendasi negara-negara Dunia Ketiga untuk meninggalkan kebijakan ekspor bahan baku dan bahan mentah, beralih ke strategi industrialisasi substitusi impor. Rekomendasi lainnya adalah menghilangkan hambatan-hamabatan struktural dalam negeri, seperti dominasi politik oleh kelompokelit oligarki dan sistem pemilikan tanah yang hanya menguntungkan pemilik tanah ukuran tanah yang besar (lutifundo), yang menjadi penyebab keterbelakangan dinegara-negara miskin Amerika Latin.
Prebisch menawarkan agenda untuk memutukan hubungan dengan negara-negara maju atau menuntut dilakukannya restrukturisasi internasional agar terbentuk suatuy tatanan ekonomi dunia yang adil. Menurut prebisch, dari pada bekerjasama dengan negara maju lebih baik melakukan kerjasama antar negara berkembang. Beberapa alternatif yang di tawarkan: integrasi ekonomi regioanal; membuka pasar bersama diantara sesama negara berkembang, jika perlu menerapkan terif impor tinggi bagi produk-produk yang berasal dari negara maju.

Munculnya Aliran Ekonomi Politik Radikal
Sebagai dampak dari hasil penelitian ECLA yang dipimpin Prebisch, pada tahun 80-an muncul berbagai kritik terhadap teori-teori dan konsep-konsep yang berasal dari barat. Kritik terhadap teori-teori dari barat tersebut paling terasa di Amerika Latin. Kritik tersebut kemudian mengahasilkan sebuah “paradigma baru” ekonomi politik radikal, yang mencakup berbagai pendekatan, termasuk pendekatan ekonomi pelitik struklturalisme dan pendekatan ketergantungan atau lebih dikenal dengan pendekatan dependensia (dependencia).

Berbeda dengan teori-teori barat yang lebih fokus pada isu-isu tentang perkembangan atau pembangunan, oleh kelompok radikal di Amerika Latin yang dipermasalahkan justru isu sebaliknya, yaitu tentang keterbelakangan dan yang dibahas adalah berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya keterbelakangan dan ketergantungan yang dialami negara dunia ketiga, terutama Amerika Latin.

Ekonomi politik radikal sebenarnya sangat bervariasi , tetapi secara sederhana dibedakan atas kelompok strukturalisme dan depenednsia. Pendukung aliran ini sangat banyak. Menurut tokoh strukturalis Indonesia, Sritua Arief (1998), tokoh-tokoh strukturalis dari dunia ketiga antara lain: Adre Gunder Frank, Samir Amin, Theotoneo Dos Santos, Hernando de Soto, Rajit Sao, C.T Kurien, Vandana Shiva, Celso Furtado, Fernando Henrique Cardoso, Raul Prebisch, Kwane Sundaram, Suthy Prasartet, Renanto Constantino. Sedangkan dari Indonesia, pendukung utamanya ialah Sritua Arief, Sri Edi swasono, Adi sasono, dan Murbiyanto. Menurut Sritua Arief nama-nama seperi Mohamad Hatta, Sukarno, Margono Djojohadikusumo, Sri Sultan Hamengkubuwono, Sjarifudin Prawiranegara, dan bahkan tokoh-tokoh muda seperti revrisond Baswir, Ichsanudin Noorsy, Didik J. Rachbini, dserta Umar Jouro dimasukan sebagai Strukturalis Indonesia.

Sedangkan menurt Sri Edi Swasono (2003), tokoh-tokoh utma Strukturalis barat antara lain Hans Singer, Paul Baran, Paul M, bahkan mencantumkan “srikandi” Neoklasik Joan Robinson, Gunnar Myrdal, Nicholas Kaldor dan masih banyak lagi.
Jika diteleuri lebih jauh, menurut Rucio & Simon (1988), ada dua kelompok pendukung aliran dependensia, yaitu (1) aliran Marxis dan Neo-Marxis, sesuai namanya, kelompok ini banyak menggunakan analisis teori marxis dan neo marxis dala menjelaskan keterbelakangan yang di alami negara-negara Amerika Latin. Mereka tidak membedakan struktur intern dan ekstern, karena keduanya dipandang sebagai faktor endogen sistem kapitalis dunia. Jelasnya, struktur intern daerah periferi sedah ratusan tahun di pengaruhi faktor eksogen sehingga struktur ini sudah terbuka bagi faktor ekstern. Dalam analisisnya persfektif perjuangan kelas internasional antara pemilik modal (kapitalis) dan Kaum buruh (roletariat), untuk memperbaiki nasib dan kedudukan mereka, kaum proletariat dunia perlu mengambil inisiatif untuk mengembengkan kekuasaan golongan kelas pemerintahan yang hanya alat dari pusat metropolitan. Seharusnya, pembangunan periferi harus dilakukan melalui periferi.

Pandangan tersebut menarik perhatian para politikus negara berkembang dunia. Sebagaimana diketahui, selama ini petani dilabeli ‘pasif’ secara politik akan tetapi terjadi pemberontakan petani di pedesaan Vietnam tahun 1960-an yang telah menarik pehatian tokoh seperti Che Guevera atau Mao Zedong dan lain-lain untuk mengusng pertanian sebagai sebuah revolusioner. Karena alasan itulah para pemimpin di berbagai negara miskin ikut mendukung model dependensia
(2) aliran Non-Marxis. Diwakili Celso furtado dll. Kelompok ini lebih melihat ketergantungan dari perspektif nasional atau regioanal dengan melihat keadaan didalam dan diluar negara/wilayah. Struktur dan kondisi intern dilihat sebagai faktor endogen, walupun intern dipengaruhi faktor-faktor eksternal.
Non Marxis lebih melihat masalahpembangunan dari segi nasional atau wilayah, dan yang perlu diperhatikan adalah bangsa atau rakyat yang terhimpun dalam suatu wilayah, yang dalam hal ini adalah wilayah amerika latin. Untuk melaksanakan pembangunan dalam negara dan eilayah (internal), perlu menentukan sikap terhadap bangsa lain (eksternal).

Menurut Thee Kian Wie (1987), pendekatan dependensia juga diadopsi oleh pakar-pakar dari bangsa atau wilayah lain yang relatif terbelakang pembangunan sosial-ekonominya. Menurut tokoh-tokoh seperti Sritua Arief atau Sri edi Swaono dikateorikan pendukung aliran strukturalis dan menolak dimasukan sebagai pendukung dependensia.

Sabtu, 21 November 2009

KOPERASI

A. SYARAT PEMBENTUKAN KOPERASI

UU No 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pada pasal 6 sampai dengan 8 menyebutkan persyaratan pembentukan Koperasi.
Pasal 6
1. Koperasi primer dibentuk oleh sekurang – kurangnya 20 (dua puluh) orang
2. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi .

Dalam penjelasan atas UU No. 25 Tahun 1992 pasal 6 ayat satu dijelaskan bahwa persyaratan ini dimaksudkan untuk menjaga kelayakan usaha dan kehidupan Koperasi. Orang-seorang pembentuk Koperasi adalah mereka yang memenuhi persyaratan keanggotaan dan mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.

Pasal 7
1. Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar.
2. Koperasi mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Dalam perjalanan atas UU N0. 25 Tahun 1992 pasal 7 ayat dua dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan tempat kedudukan adalah alamat tetap kantor Koperasi.

Pasal 8
Anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 1 memuat sekurang-kurangnya :
a. Daftar nama pendiri,
b. Nama dan tempat kedudukan,
c. Ketentuan mengenai keanggotaan,
d. Ketentuan mengenai rapat anggota,
e. Ketentuan mengenai pengelolaan,
f. Ketentuan mengenai permodalan,
g. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya,
h. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha,
i. Ketentuan mengenai sanksi.
Dalam penjelasan atas UU No. 25 Tahun 1992 pasal 8 huruf h dijelaskan bahwa sanksi dalam ketentuan ini adalah sanksi yang diatur secara intern oleh masing-masing Koperasi, yang dikenakan terhadap pengurus, pengawas dan anggota yang melanggar AD.

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN KOPERASI
Sesuai dengan pedoman dan tata cara mendirikan Koperasi yang telah dikeluarkan oleh Menteri Negara Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah RI no. 05/Kep/Meneg/2000 tanggal 14 Januari 2000, maka langkah-langkah mendirikan Koperasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dasar Pembentukan
a. Orang-orang yang mendirikan dan yang menjadi anggota mempunyai kegiatan dan atau kepentingan ekonomi yang sama.
b. Orang-orang yang mendirikan Koperasi tidak dalam keadaan cacat hukum, yaitu yang tidak sedang menjalani atau terlibat masalah atau sengketa hukum, juga orang-orang yang diindikasikan sebagai orang yang suka memecah belah persatuan Koperasi.
c. Usaha yang akan dilaksanakan oleh Koperasi harus layak secara ekonomi.
d. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan tanpa menutup kemi\ungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
e. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan Koperasi.
2. Persiapan Pembentukan Koperasi
a. Pembentukan Koperasi harus dipersiapkan dengan matang oleh para pendiri. Persiapan tersebut antara lain : kegiatan penyuluhan, penerangan maupun pelatihan bagi para pendiri dan calon anggota untuk memperoleh pengertian dan kejelasan mengenai perkoperasian.
b. Yang dimaksud pendiri adalah mereka yang hadir dalam rapat pembentukan Koperasi dan telah memenuhi persyaratan keanggotaan serta menyatakan diri jadi anggota.
c. Para pendiri mempersiapkan rapat dan pembentukan dengan cara : menyusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD dan ART) dan rencana awal kegiatan usaha.
3. Rapat pembentukan Koperasi

Penolakan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi
Apabila permintaan Pengesahan akta pendirian Koperasi ditolak, keputusan penolak erta alasannya berikut berkas permintaan diserahkan kembali secara tertulis pada pendiri atas kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terhitung sejak diterimanya Pengesahan secara lengkap.
Terhadap penolakan Pengesahan tersebut,para pendiri atau kuasanya dapat mengajukan permintaan ilang Pengesahan akta pendirian Koperasi dalm jangka waktu paling lama 1 bulan terhitung sejak diterimanya pemberitahuan penolakan. Permintaan ulang tersebut diajukan secara tertulis dengan melampirkan :
a. Dua rangkap pendirian Koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup,
b. Berita acara rapat pembentukan Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan permohonan Pengesahan apabila ada,
c. Surat bukti penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar simpanan pokok,
d. Rencana awal kegiatan usaha Koperasi.

C. ANGGARAN DASAR KOPERASI
Tujuan Penyusunan
• Menunjukkan adanya tata kehidupan Koperasi secara teratur dan jelas, yang merupakan kesepakatan para anggota Koperasi, dan kedudukannya kuat secara hukum, karena keberadaannya diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992.
• Menjadi peraturan bagi perangkat organisasi dan pengelola Koperasi dalam pelaksanaan kegiatan organisasi, manajemen, dan keuangan sesuai dengan kepentingan ekonomi para anggota Koperasi.
• Mewujudkan ketertiban dalam pelaksanaan kegiatan organisasi , manajemen, usaha, dan keuangan, baik oleh anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola Koperasi.
• Menjadi dasar penyusunan peraturan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Koperasi.
Ruang Lingkup
• Anggaran Dasar (AD) adalah keseluruhan aturan yang mengatur secara langsung kehidupan Koperasi dan hubungan antara Koperasi dengan para anggotanya demi terselenggaranya tertib Koperasi.
• AD dibuat oleh para anggota dan untuk anggota berdasarkan kesepakatan yang diputuskan dalam rapat anggota.
• AD merupakan dasar formal bagi kesepakatan para anggota untuk bekerja sama dan sebagai sumber tata tertib mengikat semua anggota, baik sekaran atau yang akan datang, baik anggota lama ataupun anggota baru.
• AD seperti yang dijelaskan pada pasal 8 UU RI No. 25 Tahun 1992 harus memuat sekurang-kurangnya :
a. Daftar nama pendiri,
b. Nama dan tempat kedudukan,
c. Ketentuan mengenai keanggotaan,
d. Ketentuan mengenai rapat anggota,
e. Ketentuan mengenai pengelolaan,
f. Ketentuan mengenai permodalan,
g. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya,
h. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha,
i. Ketentuan mengenai sanksi.

Kamis, 05 November 2009

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

Teori Perdagangan Internasional
Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.
Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.

Model Ricardian
Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.

Model Heckscher-Ohlin
Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.
Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal.

Faktor Spesifik

Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor produksi spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal) cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi untuk pengednalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan modal. Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok untuk memahami distribusi pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola pedagangan.
Model Gravitasi
Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisa yang lebih empiris dari pola perdagangan dibanding model yang lebih teoritis diatas. Model gravitasi, pada bentuk dasarnya, menerka perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya. Model ini meniru hukum gravitasi Newton yang juga memperhitungkan jarak dan ukuran fisik diantara dua benda. Model ini telah terbukti menjadi kuat secara empiris oleh analisa ekonometri. Faktor lain seperti tingkat pendapatan, hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam versi lebih besar dari model ini.

Manfaat perdagangan internasional
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
• Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
• Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
• Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
• Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

Faktor pendorong
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :
• Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
• Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
• Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
• Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
• Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
• Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
• Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
• Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.

Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara dua negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran diantaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut terkadang berujung pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual.
Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka terkadang melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.
Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.
Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan arif dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.
Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada tahun-tahun belakangan ini.

Rabu, 04 November 2009

Pendekatan – Pendekatan Perencanaan Pendidikan

Pengertian Perencanaan

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang akan selalu memiliki tujuan dan cara mengerjakan, mengambil waktu tertentu, serta mengambil tempat tertentu. Dengan demikian, perencanaan, dapat didefinisikan sebagai upaya menentukan apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara, mengerjakan, bilamana dikerjakan, serta di mana dikerjakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk kepentingan kelompok, perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya menentukan apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, bilamana dikerjakan, di mana dikerjakan, serta siapa yang mengerjakan, untuk mencapai tujuan tertentu.


Prinsip prinsip Perencanaan


Agar perencanaan dapat menghasilkan rencana yang efektif dan efisien, prinsip prinsip berikut patut diperhatikan.
1. Perencanaan hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas dan mantab. Nilai yang menjadi dasar bisa berupa nilai budaya, nilai moral, nilai religius, maupun gabungan dari ketiganya. Acuan nilai yang jelas dan mantab akan memberikan motivasi yang kuat untuk menghasilkan rencana yang sebaik - baiknya.

2. Perencanaan hendaknya berangkat dari tujuan umum. Tujuan umum itu dirinci menjadi khusus, kemudian bila masih bisa dirinci menjadi tujuan khusus, itu dirinci menjadi lebih rinci lagi. Adanya rumusan tujuan umum dan tujuan - tujuan khusus yang terinci akan menyebabkan berbagai unsur dalam perencanaan memiliki relevansi yang tinggi dengan tujuan yang akan dicapai.

3. Perencanaan hendaknya realistis. Perencanaan hendaknya disesuaikan dcngan Sumberdaya dan dana yang tersedia. Dalam hal sumber daya, hendaknya dipertimbangkan kuantitas maupun kualitas manusia dan perangkat penunjangnya. Perencanaan sebaiknya tidak mengacu pada sumber daya dan yang diperkirakan akan dapat disediakan, melainkan pada sumber daya dan dana yang nyata ada.

4. Perencanaan hendaknya mempertimbangkan kondisi sosio budaya masyarakat, baik yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan rencana nanti. Kondisi sosio budaya tersebut misalnya sistem nilai, adat istiadat, keyakinan, serta cita - cita. Terhadap kondisi sosio budaya yang mendukung pelaksanaan rencana, hendaknya telah direncanakan cara memanfaatkan secara maksimak faktor pendukung itu. Sedangkan terhadap kondisi sosio budaya yang menghambat, hendaknyta telah direncanakan cara untuk mengantisipasinya dan menekannya menjadi sekecil-kecilnya

5. Perencanaan hendaknya fleksibel. Meskipun berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan rencana telah dipertimbangkan sebaik-baiknya, masih mungkin terjadi hal-hal di luar perhitungan perencana ketika rancana itu dilaksanakan. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan, hendaknya disediakan ruang bagi kemungkinan penyimpangan dari rencana sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang terjadi di luar perhitungan rencana.


Perencanaan Pendidikan

Mengacu pada definisi perencanaan yang dikemukakan di depan, perencanaan pendidikan dapat di definisikan sebagai upaya menentukan apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, bilamana dikerjakan, di mana dikerjakan, serta siapa yang mengerjakan, untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagaimana halnya tingkat-tingkat perencanaan negara, perencanaan pendidikan pun bertingkat-tingkat, dari perencanaan nasional hingga perencanaan tingkat kecamatan. Selain itu, karena pendidikan terdiri atas pendidikan sekolah dan luar sekolah, serta pendidikan sekolah berjenis dan berjenjang, maka terdapat perencanaan pendidikan sekolah dan luar sekolah, serta perencanaan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Perencanan pendidikan biasanya dilakukan berdasarkan pendekatan tertentu. Pendekatan-pendekatan dalam perencanaan pendidikan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
Yang termasuk pendekatan kuantitatif adalah pendekatan Analisis Tenaga Kerja (Man Power Analisis) dan pendekatan untung rugi (Cost Benefit).

1.pendekatan Analisis Tenaga Kerja (Man Power Analisis). Pendekatan ini berangkat dari analisis tenaga kerja serta proyeksi kebutuhan tenaga kerja berdasarkan hasil analisis tersebut. Dalam pendekatan ini, keseimbangan antara produksi lembaga pendidikan dan permintaan lapangan kerja diperhitungkan secara ketat.
2. Pendekatan Untung Rugi (Cost Benefit). Dalam pendekatan ini dibuat perhitungan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk penyelengaraan pedidikan serta keuntungan yang akan diperoleh dari hasil pendidikan. Pendekatan ini melihat pendidikan sebagai upaya investasi yang harus memberikan keuntungan nyata pada saat nanti.

Sedangkan yang termasuk pendekatan kualitatif adalah pendekatan Sumber Daya Manusia ( Human Resource) dan pendekatan Sosial Budaya ( Socio Cultural).
1. pendekatan Sumber daya manusia (Human Resource). Pendekatan ini lebih menentukan pengembangan potensi manusia secara utuh. Dalam berkembangnya potensi manusia secara utuh dan maksimal, berbagai lowongan kerja diharapkan akan dapat dimasuki oleh keluaran pendidikan sesuai dengan minat dan kemampuannya.

2. Pendekatan Sosial Budaya (Socio Cultural). Pendekatan ini bertolak dari analisis terhadap persoalan-persoalan budaya yang sedang aktual dalam masyarakat. Budaya yang menghambat kemajuan masyarakat seperti menganggap rendah pekerjaan diluar pegawai negeri, menganggap rendah sekolah kejuruan, serta budaya santai dijadikan acuan dalam perencanaan pendidikan. Diharapkan, melalui pendidikan, budaya-budaya itu akan berkurang.

Senin, 02 November 2009

soal MTK Ekonomi

> Soal Maximum Profit

1. Jika fungsi permintaan pada suatu barang adalah P = 76 – 6Q dan fungsi biaya dari perusahaan monopoli adalah TC = 2Q2 + 4 Q, berapakah profit maksimumnya?

2. Sebuah Perusahaan Monopoli memproduksi barang X, memiliki struktur biaya produksi yang ditunjukan oleh persamaan: TC = 250 + 200Q – 10 Q2 + Q3. Persamaan kurva permintaan pasar terhadap produk (barang X) yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli tersebut adalah P = 500 – 10Q, berdasarkan informasi tersebut tentukan :
a. Persamaan kurva permintaan individu perusahaan monopoli tersebut. Harga dan jumlah barang X yang harus dipilih perusahaan monopoli agar tercapainya kondisi keseimbangan perusahaan monopoli (perusahaan monopoli memperoleh laba maximum/rugi minimum).
b. Laba maximum atau rugi minimum perusahaan tersebut.


Sumber :
HTTP://74.125.153.132/SEARCH?Q=CACHE:GTXHKMBZ4GWJ:MYUNANTO.STAFF.GUNADARMA.AC.ID/DOWNLOADS/FILES/14086/KASUS%2BBAB%2BVIII.DOC+CONTOH+SOAL+LABA+MAKSIMUM&CD=3&HL=ID&CT=CLNK&GL=ID&CLIENT=FIREFOX-A




> Soal TP, APP dan MPP

1. Sebuah perusahaan memproduksi barang Ymenggunakan satu macam input variabel, yaitu X. jumlah barang Y yang dihasilkan ditunjukkan oleh persamaan TP = 240X + 24X2 – X3.
Yang ditanyakan ialah:
a. Produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP) input X pada penggunaan input X = 10 unit.
b. Batas penggunaan input X pada produksi tahap I, tahap II dan tahap III.

Sumber :
http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10001/Kasus_Ba

Jumat, 30 Oktober 2009

Sejarah Persib Bandung

Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung, atau sering disingkat menjadi PERSIB adalah salah satu tim sepak bola Indonesia. Catatan prestasi tim ini relatif stabil di papan atas kancah persepak bolaan Indonesia, sejak zaman Perserikatan sampai ke Liga Indonesia masa kini.

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond ( BIVB ) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung ( PSIB ) dan National Voetball Bond ( NVB ).

Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana,Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Di Bandung pun saat itu pun sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan dipinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom.

Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.Klub- klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta.

Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta. Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya.

Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953- 1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah secretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangunkan Sekretariat Persib di Cilentah.

Awal Persib memiliki gedung yang kini berada di Jalan Gurame, adalah upaya R. Soendoro, seorang overste replubiken yang baru keluar dari LP Kebonwaru pada tahun 1949. Pada waktu itu, melalui kepengurusan yang dipimpinnya, Soendoro menghadap kepada R. Enoch yang kebetulan kawan baiknya. Dari hasil pembicaraan, Walikota mendukung dan memberikan sebidang tanah di Jalan Gurame sekarang ini.


Pada saat itu, karena kondisi keuangan yang memprihatinkan, Persib tidak memiliki dana untuk membangun gedung, Soendoro kembali menemui Walikota dan menyatakan, “ Taneuh puguh deui, tapi rapat ditiungan ku langit biru,” kata Soendoro.
Akhirnya Enoch juga membantu membangun gedung yang kemudian mengalami dua kali renovasi. Kiprah Soendoro sendiri didunia sepak bola diteruskan putranya, antara lain, Soenarto, Soenaryono, Soenarhadi, Risnandar, dan Giantoro serta cucunya Hari Susanto.

Dalam menjalankan roda organisasi beberapa nama yang juga berperan dalam berputarnya roda organisasi Persib adalah Mang Andun dan Mang Andi. Kedua kakak beradik ini adalah orang lapangan Persib. Tugas keduanya, sekarang ini dilanjutkan oleh putra dan menantunya, Endang dan Ayi sejak 90-an. Selain juga staf administrasi Turahman.

Renovasi pertama dilakukan pada kepemimpinan Kol. CPM Adella ( 1953- 1963 ). Kini sekretariat Persib di Jalan Gurame itu sudah cukup representatif, apalagi setelah Ketua Umum H. Wahyu Hamijaya ( 1994- 1998 ) merenovasi gedung tersebut sehingga menjadi kantor yang memadai untuk mewadahi berbagai kegiatan kesekretariatan Persib.

Kemampuan Persib menjaga nilai- nilai dan tradisinya serta menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tentu tidak lepas dari figur Ketua Umum bukan hanya figur yang berkemampuan mengelola organisasi dalam artian agar organisasi itu terus hidup, melainkan juga figur yang mampu menggali potensi dan mengakomodasikan kekuatan yang ada, sehingga kiprah Persib dalam kancah sepakbola nasional terus berlangsung lewat berbagai karya Persib.

Persib Punya Sejarah Gemilang
JIKA melihat perjalanan Persib Bandung selama mengikuti Kompetisi Sepak
Bola Liga Indonesia yang dimulai sejak tahun 1994 sampai sekarang tahun
2005, boleh jadi Liga Indonesia I yang digelar tahun 1994-1995,
merupakan tahun prestasi bagi Persib.

Pada LI perdana yang merupakan kompetisi gabungan dari peserta asal tim
perserikatan dengan Galatama tersebut, Persib berhasil menorehkan tinta
emas sebagai tim pertama yang memboyong Piala Presiden. Bermodalkan
materi pemain tim juara kompetisi perserikatan tahun 1990, Persib yang
dilatih Indra M. Thohir dan diperkuat para pemain lokal asal Bandung
dan Jabar mampu menghempaskan tim asal Galatama Petrokimia Gresik yang
saat itu telah dihuni tiga pemain asing Jacksen F. Tiago, Carlos de
Mello, dan kiper Darryl Sinerine.

Pada partai final yang berlangsung 30 Juli 1995 di Stadion Utama
Senayan Jakarta (kini Stadion Gelora Bung Karno), gol tunggal Sutiono
membungkam perlawanan Petrokimia 1-0, untuk memastikan gelar juara.
Saat itu Persib sangat produktif dalam mencetak gol. Dari 32
pertandingan selama putaran pertama dan kedua, mampu mengumpulkan 54
gol dan kemasukan hanya 15 gol.

Sebagai juara, Persib memiliki tiket untuk tampil diajang internasional
mewakili Indonesia dalam Piala Champions Asia yang diikuti juara-juara
liga di negara Asia. Prestasi Persib sebagai debutan ternyata tidak
memalukan.

Menumbangkan juara Liga Thailand Bangkok Bank 2-0 di Bangkok dan kalah
1-2 di Bandung. Kemudian mengalahkan juara liga Filipina Pasar City 2-1
di Bandung dan 3-1 di Manila. Hasil ini membawa Persib lolos ke
peremfat final.

Sayangnya meski tampil di depan dukungan ribuan bobotoh di Stadion
Siliwangi, Ajat Sudrajat cs. takluk 1-3 dari juara liga Jepang Verdy
Kawasaki, tumbang 2-3 dari juara bertahan Thai Farmers Bank dan takluk
1-4 dari juara liga Korea Selatan Ilhwan Chunwa. Meski gagal ke
semifinal, pelatih Indra Thohir mendapat penghargaan dari AFC sebagai
pelatih terbaik Asia.

Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepak bola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan PSM Ujung Pandang. Kompetisi sepak bola Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga kompetisi LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah dalam pertandingan final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan satu-satunya klub Indonesia yang berhasil mencapai babak semi final Liga Champions Asia.

Dan pada tahun keemasannya persib berkesempatan
melawan raksasa Italia AC MILAN !!!,walaupun pada saat itu persib kalah
telak,tetapi Indonesia dan Jabar tetap bangga.

Catatan sejarah sepanjang tahun 1994-1995 ini, bisa jadi bakal sulit
untuk diulangi lagi. Entah kapan lagi Persib bisa menunjukkan
keperkasaannya di Liga Indonesia. Hingga Liga Indonesia X, Persib tidak
pernah lagi juara. Bahkan saat itu Persib sudah menggunakan para pemain
asing yang berasal dari Cile, Paraguay, Uruguay dan Argentina, namun
tetap saja tidak bisa menyamai prestasi Robby Darwis dkk.

Setelah juara LI I, prestasi Persib cenderung turun. Pada empat kali
Liga yaitu LI V tahun 1998/1999, LI VI (1999/2000), LI VIII 2001/2002
dan LI IX (2002/2003) Persib nyaris jatuh ke jurang degradasi.
Pada LI V, Persib lolos dari degradasi setelah pada pertandingan
terakhir mengalahkan tuan rumah Persita Tangerang di Stadion Benteng
Tangerang. Persita yang akhirnya terjun ke jurang degragasi. Begitu
juga pada LI IX, Persib harus bertanding di babak play off bersama
Persela Lamongan, PSIM Yogyakarta, dan Perseden Denpasar. Untung Persib
kembali lolos dari degradasi setelah mengalahkan Persela dan PSIM
dengan angka 1-0, kemudian imbang 4-4 dengan Perseden. Pada LI X Persib
hanya menempati posisi keenam klasemen.

dan prestasi terakhir di Liga Super Indonesi (LSI), persib berhasil meraih peringkat ke-3 setelah bertahun-tahun hanya mampu menduduki papan tengah. jika saja terjadi sedikit keberuntungan, serta kepemimpinan wasit yang lebih adil, maka persib dapat mendampingi Persipura Jaya Pura, sebagai peringkat ke-2 untuk mendampinginya sebagai Tim yang mewakili di liga champion ASIA.

cokelat, why not?

Tidak banyak yang tahu kalau cokelat mengandung antioksidan flavonoids yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Cokelat berasal dari tanaman kakao dan kakao sendiri sangat tinggi mengandung flavanols yang termasuk ke dalam golongan flavonoid phytochemical. Tanaman lain yang mengandung zat sejenis adalah tanaman teh dan anggur, namun kandungan flavanols pada cokelat jauh lebih tinggi daripada tanaman lain.

Lalu bagaimana dengan kandungan lemak yang ditemukan pada kakao? Yap, hal tersebut memang benar, kakao mengandung asam lemak jenuh, tetapi sebagian besar berupa asam stearat yang menurut beberapa penelitian tidak akan menaikan kadar kolesterol darah seperti halnya asam lemak jenuh lainnya. Asam lemak lainnya yang terkandung dalam biji kakao adalah asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh yang disebut palmitic fatty acid. Masalahnya, banyak produk cokelat yang dijual di pasaran sudah dicampur sedemikian rupa dengan bahan bahan lain sehingga lemak yang terkandung di dalamnya menjadi mirip dengan lemak susu dan lemak-lemak jenuh lainnya.

Satu sendok teh minyak kakao mengandung :
8 gram asam lemak jenuh (4,5 gram berupa asam stearat dan 3,5 gram lemak jenuh yang lain).
4,5 gram asam lemak tak jenuh.
0,4 gram omega-6 dan lain lain.

Beberapa manfaat dari cokelat antara lain :

1. Cokelat diduga bisa menurunkan resiko serangan jantung.
Mengkonsumsi beberapa keping cokelat murni setiap hari dapat menurunkan resiko kematian akibat serangan jantung pada hampir 50% kasus. Pendapat ini diungkapkan oleh seorang peneliti dari John Hopkins University School, USA. Pada penelitiannya terungkap bahwa pembentukan gumpalan darah/trombus pada pemakan cokelat jauh lebih lambat daripada yang tidak mengkonsumsi cokelat. Hal ini tentu saja banyak benarnya karena bentukan trombus yang terlalu besar akan menyebabkan pembuluh darah jantung tersumbat dan bisa menyebabkan serangan jantung.

Diungkapkan pula kalau flavanols yang terdapat dalam biji kakao mempunyai efek biokimia menurunkan pembentukan gumpalan darah yang mirip dengan cara kerja aspirin tetapi efeknya tentu lebih rendah dari aspirin. Beberapa pendapat lain yang berkembang dalam hubunganya mengenai kegunaan cokelat dalam menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler antara lain : menurunkan tekanan darah, menurunkan oksidasi LDL kolesterol, dan mempunyai efek anti inflamasi. Sayangnya semua itu masih memerlukan penelitian lanjutan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

2. Cokelat dapat menurunkan tekanan darah dan menurunkan resistensi insulin.
Menurut penelitian yang dilakukan di Italia dengan membandingkan 15 orang sehat yang diberikan cokelat yang mengandung flavanols dan coklat yang tidak mengandung flavanols untuk kemudian diamati selama 15 hari, ditemukan bahwa resistensi insulin (faktor resiko kencing manis) pada kelompok yang mengkonsumsi cokelat yang ber-flavanols, sangat jauh menurun. Tekanan darah sistolik juga menurun pada kelompok ini.

3. Cokelat dapat memperbaiki sirkulasi darah arteri.
Orang sehat yang mengkonsumsi cokelat tinggi flavanols menurut para ahli mempunyai sirkulasi darah arteri yang bagus. Diungkapkan pula pada orang yang rajin mengkonsumsi cokelat tinggi flavanols, kemampuan pembuluh darahnya untuk berelaksasi sangat tinggi. Tentu saja semua ini sangat berguna untuk kesehatan jantung

Hidup sehat bersama cokelat? Apa memang bisa? Hm…Bukannya cokelat mengandung banyak kalori yang tidak baik untuk kesehatan terutama bagi mereka yang mempunyai masalah dengan berat badan dan jerawat? Anehnya, walaupun berkembang anggapan seperti itu, toh cokelat masih menjadi makanan favorit banyak orang dari berbagai status sosial, kelompok umur dan jenis kelamin, bahkan pada hari-hari tertentu ada yang identik dengan cokelat.

sayangnya tidak semua cokelat yang beredar di pasaran mengandung antioksidan flavanoid yang tinggi. Cuma ada satu catatan penting yang harus diingat, yaitu semakin banyak kandungan cokelat murni dalam suatu produk cokelat maka semakin tinggi kadar antioksidannya.

Selain itu pula, jangan lupakan kalori yang terkandung di dalam cokelat. Seratus gram cokelat yang di jual di pasaran mengandung kira-kira 150 kalori. Jadi, semua manfaat cokelat akan lenyap jika seandainya makanan lain yang dikonsumsi juga mengandung kalori yang tinggi sehingga konsumsi kalori terlalu tinggi. Hal ini tentu sangat tidak menguntungkan untuk program diet anda.

sumber : blog dokter